LSS Latih 40 Enumerator Dari 7 Kecamatan di Buton Tengah Untuk Hasilkan Data Real Saat Survei

Bagikan ke :

KendariSultrademo.co – Lembaga Lingkaran Survey Sulawesi (LSS) menggelar Workshop enumerator dengan mengangkat tema Opini publik terhadap dinamika Politik dan Pemerintahan tahun 2023 di Kabupaten Buton Tengah.

Workshop yang berlangsung di salah satu hotel di Kota Kendari ini menghadirkan beberapa narasumber yakni Dr. Hj. Dewi Anggraini S. sos. M. Si, dosen ilmu sosiologi fakultas ilmu sosial dan ilmu politik Universitas Haluoleo, H. Mohammad Djufri Rachim, S. P, M, Si Dosen ilmu komunikasi fakultas ilmu sosial dan ilmu politik UHO, La Ode Ramalan, S. P, M,Se dosen ilmu politik fakultas ilmu sosial dan ilmu politik UHO serta Imah Hafsah, S. Sos Alumni ilmu politik fakultas ilmu sosial dan ilmu politik UHO.

Workshop ini juga dihadiri Komisaris Utama Lebaga Lingkar Survey Sulawesi (LSS) Arafat, S.E dan Direktur Utama LSS Andi Muhammad Hasgar, SH. MH.

Peserta kegiatan ini terdiri dari 7 orang kordinator dan 40 orang enumerator yang terdiri dari 7 kecamatan yakni Kecamatan Gu, Mawasangka, Laku di, Mawasangka tengah, Mawasangka timur, Sangia wambulu dan Talaga Raya serta Dr. H. Najib Husain,S.Sos.,M.Si selaku penanggung jawab kegiatan workshop.

Mengawali kegiatan, Ketua Panitia, Merlin Gulu S.Sos, M. Si yang juga anggota dalam Lingkar Survey Sulawesi mengatakan enumerator yang terlibat dalam workshop kali ini 95% adalah enumerator yang sudah berpengalaman dan terlibat dalam beberapa Survey.

“Seperti survey yang kita lakukan di Muna Barat, Konawe dan terakhir kemarin di Bombana, ” ungkap Merlin, Kamis, (07/12) 23).

Adapun sumber dana yang digunakan dalam kegiatan ini kata Merlin, adalah real dari dana rutin Lingkar Survey Sulawesi itu sendiri.

Di tempat yang sama, Komisaris Utama LSS, Arafat, S.E berharap data yang dihasilkan oleh anumerator nantinya adalah data reel/akurat sehingga akan menghasilkan opini publik yang reel.

“jika data yang dihasilkan bukan merupakan data reel maka akan menghasilkan opini publik yang bohong, ” ujarnya.

Arafat beharap enumerator yang akan melakukan survei di Kabupaten Buton Tengah sebelum melakukan survei, disampaikan hak dan kewajibannya agar tercipta kepercayaan dari masyarakat dan kekuatan kolaborasinya semakin kuat.

“Satu hal yang dipegang Teguh oleh lss yakni dalam melakukan survei jangan mencari donor untuk membiayai survei tetapi ketika eksistensi kita dipercaya maka donor itu akan datang dengan sendirinya melalui pendampingan. Saya yakin jika eksistensi ini kita jual dengan kepercayaan maka banyak orang yang akan memakai jasa kita untuk kemenangan,” pungkasnya.

Sementara itu, Direktur Utama LSS Andi Muhammad Hasgar, SH, MH yang ditemui disela kegiatan menyatakan Tujuan kegiatan adalah untuk melatih para enumerator dari beberapa kecamatan di Buton Tengah agar bisa mengambil sampel dengan baik dan benar dalam melakukan survei.

“Sebab saat ini ada banyak lembaga-lembaga yang tidak transparan. Sehingga melalui pelatihan ini kita harapkan beberapa lembaga yang tidak transparan tadi menjadi transparan terutama dari segi data agar hasil yang keluar lebih akurat, ” harapnya.

Untuk meyakinkan masyarakat bahwa LSS adalah lembaga survei yang tlberbadan hukum resmi, LSS sendiri melakukan berbagai pelatihan dan pembekalan terhadap enumerator yang nantinya akan terjun langsung ke lapangan melakukan survei.

“Karena tanpa melalui pelatihan bagaimana teman-teman di lapangan akan melakukan survei yang baik dan benar. Makanya kita lakukan pembekalan, selanjutnya ketika sudah berada di lapangan tim survei betul-betul melakukan komunikasi dengan pemerintah setempat seperti melakukan wawancara. Untuk melakukan wawancara itu pun sudah ada kuesioner kuesioner yang disiapkan untuk melihat seperti apa respon masyarakat. Hal ini dilakukan untuk menjaga keakuratan data saat melakukan survei di lapangan, ” terang Hasgar.

Setelah pelaksanaan workshop ini, Hasgar menuturkan para enumerator bakal melakukan survei di seluruh kecamatan yang ada di Buton Tengah, tentu dengan metodologi yang sudah ditentukan.

“Jadi ada sistemnya sudah di random dan dalam setiap Kecamatan itu hasil dari random tersebut setiap desa akan ikut terlibat jadi kita menggunakan data sistemnya random dari data yang terkecil, ” jelasnya.

Dikatakannya, survei tersebut rencananya akan dilakukan pada tanggal 9 Desember 2023. Selain Buton Tengah, LSS juga sudah melakukan survei di Kabupaten Konawe, Kabupaten Bombana dan Kabupaten Muna Barat.

“Dan kemungkinan besar akan menyusul di kabupaten lain namun tentu harus menyesuaikan jadwal. Karena ini memang kegiatan rutin LSS
yang memang tujuannya adalah memberikan pemahaman dan informasi kepada masyarakat luas khususnya di Sulawesi Tenggara, ” imbuhnya.

Dalam melakukan survei LSS merekrut tim survei yang nantinya menjadi ujung tombak dalam melakukan survei data. Tim survei inilah yang kemudian dilatih mengenai mekanisme apa yang digunakan dalam melakukan survei di lapangan.

Hasgar pun berharap semua tim yang mendapatkan pembakaran hari ini betul-betul menjaga keakurasian data karena ini menyangkut informasi-informasi apa yang akan kita sampaikan ke masyarakat.

Untuk diketahui,Lingkaran Survei Sulawesi (LSS) didirikan oleh PT Lingkaran Survei Sulawesi pada bulan Juni 2020, bersifat independen, non-partisan atau tidak berafiliasi pada partai politik maupun tokoh atau kelompok yang terlibat dalam kontestasi politik. LSS didirikan oleh tokoh–tokoh yang terpercaya independensinya, profesional, dan prodemokrasi.

Laporan : Hani
Editor : UL

Print Friendly, PDF & Email

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Top Page